Sejarah Kerajaan Bone

Posted on

Sejarah Kerajaan Bone – Kepada Manurung, raja pertama Kerajaan Bon, menertibkan dan meletakkan dasar hukum dan adat rakyat, dan rakyat kembali berdamai tanpa kebencian antar golongan. Raja II Kawerong mulai memperluas wilayahnya dengan wanita bergabung dengan pemerintah secara sukarela, melalui persahabatan atau melalui perang.

Pengangkatan raja selanjutnya mulai menata sistem negara, dengan Matho yang sebelumnya telah membuat perjanjian pemerintahan dengan Tho Manurung, dalam “Majelis” untuk membantu Raja Pityu menjalankan pemerintahan. Meski Matowa PituE masih menjadi penguasa di tanahnya, ia diberi keleluasaan untuk mengundang perempuan dari lingkungannya ke kawerang. Raja ketiga berbuat banyak untuk memperluas tanah dengan perdamaian, persahabatan dan perang. Lambat laun tulang meluas hingga mencapai wilayah terbatas dengan kerajaan-kerajaan Bulo-bulo, Sopeng, Wajo.

Sejarah Kerajaan Bone

Sejarah Kerajaan Bone

Raja berikutnya fokus pada bisnis pertanian, peternakan, dan perikanan. Usaha pertukangan seperti pertukangan, pertukangan, tukang bangunan (penre bola) juga berkembang pesat di kerajaan tersebut. Tujuan setiap orang adalah untuk meningkatkan kehidupan masyarakat

Mengangakat Nilai Sejarah Dan Kearifan Lokal, Pemda Bone Persiapkan Tugu Samparajae

Buku History of Bon membahas tentang berdirinya pemerintahan kerajaan yang diawali dengan masa pemerintahan Raja La Ummasa II, Raja Bon III La Saliu dan V Benrigou, Raja Bon IV. Pada masa pemerintahan Raja Bone V La Tenrisukki, biografi La Melang Kajao Laliddo mulai gaduh. Bone King IX La Pattaway dan Bone King X We Tenrituppu.

Sejarah Kerajaan Bone

Selain itu, Bon IX La Tenrirua, Bon King XII La Tenripale, Bon XIII La Maddemeng juga membahas pengelolaan wilayah dan upaya dakwah Islam pada masa Islamisasi Kerajaan Bon. Juga membahas pemerintahan Raja Bones XIV Arung Datu Tunkena Tana Ugi dan Raja Bones XVI La Patau (1696-1714 M) pada masa Kerajaan Bones menguasai Sulawesi Selatan. XVII Batari Thoja (1714 – 1715 M), Bon King XVIII La Padasanjati (1715-1718 M), Bon King XIX La Parappa To Sappevali (1718-1721 M), Bon King XX La Parappa To Sappevali (1718-1718) King XXI La Panangi Tho Pawaoi (1721-1724 M), XXII Bon La Temmasonge’ (1749-1775 M), Bon King XXIII La Tenri Sama (1775-1812M), King Mappasesu Te Appatunru (18232AD-18232AD) serta kerajaan Oske XXIV pembentukan.

Buku ini beralamat di Jalan Sultan Alauddin KM. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan Koleksi Jasa Penyimpanan Koleksi 7 Tala’Salapang-Makassar Latar belakang, meliputi masa pemerintahan raja pertama dan berakhirnya ketika Kerajaan Bon mengalami malapetaka yang mengubahnya menjadi kerajaan tulang, dan bangkitnya La Tenritatta Penguasa Arung yang memenangkan Perang Makassar (1666-1669 pada paruh kedua abad ke-17 wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel) merupakan wilayah yang memegang peranan sangat penting di Nusantara.Peranan wilayah ini sudah ada sebelum penaklukan Majapahit. Kegiatan perdagangan di bagian utara dan timur nusantara dikuasai oleh masyarakat Sulawesi Selatan, mereka adalah pelaut dan pedagang yang terampil, tidak hanya dalam hal pelayaran dan perdagangan, tetapi masyarakat Sulawesi Selatan juga memiliki budaya yang luhur. keris dan senjata keris, Kitab La Galligo, adalah dua contoh mahakarya budaya dari pulau Sulawesi bagian selatan.Namun, sangat sedikit yang ditulis tentang kisah daerah Sulawesi Selatan dalam sejarah nasional. Saya menemukan buku itu menarik – bahkan novel berdasarkan sejarah.

Sejarah Kerajaan Bone

Kerajaan Bone Pada Masa Pemerintahan Batari Toja 1714 1749

Saat saya melihat antrian Rampa’na Bone di toko buku Grammedia, saya langsung mengambilnya dan membawanya ke kasir. Saya yakin buku ini akan menambah pengetahuan saya tentang dinamika sejarah Sulawesi Selatan; Terutama sejarah Bugis, Makassar dan Mandar. Pasalnya, versi resmi sejarah nasional hanya memiliki informasi tentang pertempuran antara Arung Palakka dari Oude dan Raja Hasanuddin dari Goa. Itu juga ditulis dalam warna hitam dan putih.

Saya pernah membaca “Belajar Arun Palakka” karya Leonard Andaiah. Buku karya Leonard de Andaya ini mengkaji dinamika kerajaan-kerajaan di wilayah Sulawesi Selatan, khususnya antara Goa Talo dan Bon. Buku tersebut membahas latar belakang dinamika politik di Sulawesi Selatan pada abad 15-16, pengaruh Islam di Sulawesi Selatan dan konflik antara Arun Palakka dan Hasanuddin, serta pengaruhnya terhadap migrasi massal masyarakat Sulawesi Selatan. daerah. Di Nusantara. Buku Andaiah memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang konflik antara daun kubis dan tulang. Tidak hitam putih seperti yang kita pelajari dalam pelajaran sejarah di sekolah.

Sejarah Kerajaan Bone

Buku “Rumpa’na Bone” karya Andi Makmur Makka merupakan kelanjutan dari kisah Kerajaan Bones setelah Arun Palakka. Kisah jatuhnya kerajaan besar di wilayah Sulawesi Selatan. Buku tersebut bercerita tentang Arumpone Batara Tunkena Bon, Raja Bon ke-31 yang memerintah Kerajaan Bode dari tahun 1895-1905. Raja Batara Tungena menolak permintaan pemerintah Hindia Belanda untuk menyerah dan membayar denda, karena dianggap melanggar perjanjian yang telah dibuatnya dengan pemerintah Belanda. Karena mereka menolak ultimatum Belanda, pecahlah perang terbuka antara pasukan Belanda dan pasukan kerangka. Karena kehilangan senjata, Tulang Arumpane Batara Tunke harus melarikan diri dari Soraja (kota raja) dan akhirnya direbut oleh Buttu Batu, Tana Toraja. Raja Bone akhirnya dipindahkan ke Batavia dan Bandung. Dia dipenjara di Bandung selama enam tahun. Ia meninggal pada tanggal 17 Januari 1911 saat dipindahkan ke Batavia. Arrumpan belum siap menyerah kepada Belanda sampai kematiannya. Setelah kematiannya, ia diberi gelar Arumpon la pavaoi kareng segiri, matinro ri awayseta.

Kerajaan Tojo (indonesia)

Terlepas dari kepahlawanan Bone Soldiers, Andy McMur Makkah berhasil menggambarkan suasana kehidupan kerajaan Soraj. Uraian Soraj tentang suasana menunjukkan bahwa Islam sudah mulai menguat di Kerajaan Bones, namun adat lama masih mengakar. Terbukti masih eksis

Sejarah Kerajaan Bone

Menggunakan tokoh Petta Saleh, Andy Makmur Makkah bercerita tentang kegagahan para prajurit kerangka melawan pasukan Belanda yang lebih canggih senjatanya. Makmur Makkah menggambarkan bagaimana raja tua ini tetap tegar dan semangat menghadapi pertempuran yang panjang. Keengganannya untuk melayani secara berlebihan telah mengobarkan semangat para pengawalnya sampai saat penangkapannya.

Andy McMoore Makkah berhasil menyampaikan sifat orang Bugis saat menghadapi suatu masalah. Orang Bugis dikenal menjaga kemauan dan harga diri mereka yang kuat bahkan ketika hidup mereka dalam bahaya. Peperangan dan pengejaran Raja Bon oleh tentara Belanda dimanfaatkan oleh Makmur Makkah untuk menunjukkan sifat orang Bugis yang sangat tangguh dan kuat untuk menjaga harga diri. Semangat perlindungan ditunjukkan dalam percakapan antara Petta Sale dan adiknya Petta Toro sebelum serangan tentara Belanda oleh suku Bajo.

Sejarah Kerajaan Bone

Makam Raja Bone Ke 33 La Pabbenteng Petta Lawa Matinroe Ri Matuju (1946 1951)

“Pergilah ke surga, Daeng. Pekerjaanku di sini sangat terhormat. Menghadapi kematian dalam pertempuran untuk melindungi kehormatan Kerajaan Bone. Kematian pun akan menarik.

Ada beberapa hal yang mengganggu saya. Bab “Pangadareng Kadanawa” di awal novel menceritakan tentang pelanggaran ritual akibat persetubuhan antara Petta Sela’ dan Ma Bunga Rosi. Saat membaca bagian ini, saya mengira cerita selanjutnya adalah antara Petta Cele dan I Banga Rosi. Namun cerita ini tidak disebutkan lagi hingga akhir novel. Bahkan Makmur Makkah tidak menghubungkan pelanggaran ritual ini dengan jatuhnya Kerajaan Bones. Kira-kira apa tujuan Makmur Makkah jika surah ini tidak berlanjut pada surah-surah selanjutnya; Bahkan tidak terkait dengan jatuhnya Kerajaan Bone.

Sejarah Kerajaan Bone

Oleh : Bambang Udoyono 3 jam yang lalu Kata Mutiara Rumi : Jika terlalu fokus pada wadah maka tidak akan terlihat isinya Dibaca : 77 kali

Sejarah Kerajaan Makassar Yang Jadi Musuh Besar Voc Di Abad Ke 17

Kebanyakan orang memperhatikan penampilan. Mereka menilai orang dari penampilan mereka. Karena itu, banyak orang tertipu oleh penampilan luar. Bagaimana kita tidak tertipu?

Sejarah Kerajaan Bone

Fenomena mengemis online di media sosial benar-benar menghancurkan harga diri para aktor dan penonton. Pengaruh media sosial yang semakin besar tak terbendung. Di era digital ini, orang-orang terancam kehilangan akal. Akal manusia sudah dekat.

Oleh: Alvian Aqil Putra Pratama 3 jam yang lalu Pengaruh komunikasi massa “Mari kita bicara tentang hari ini” Dibaca : 83 kali

Sejarah Kerajaan Bone

Fakta Menarik Kabupaten Bone Yang Berjuluk Bumi Arung Palakka

Oleh: Syarifudin 3 jam yang lalu Gratis Jajan Pedesaan di Taman Bacaan, Cara Tingkatkan Kegiatan Literasi Masyarakat Baca : 79 kali

Taman Bacaan Buku Lentera di kaki Gunung Salak di Bogor menyelenggarakan makan desa gratis setiap bulan. Bagaimana mungkin?

Sejarah Kerajaan Bone

Awal tahun selalu menjadi angin segar, harapan dan semangat baru bagi semua orang, termasuk kami para penulis. Tahun 2022 telah berlalu dan karya-karya blog pers publik Tempo menjadi bagian dari sejarah proses kreatif pengarang. Untuk sekedar merangkum makna perjalanan menulis teman-teman semua, untuk menilai penulis-penulis sukses. Periksa informasinya.

Lontarak Tellumpoccoe: Sejarah Asal Usul Kesultanan Bone

Penggambaran cerita makanan dan minuman memberikan daya tarik tersendiri. Tidak sedikit orang yang menjadikan makanan sebagai pusat cerita

Sejarah Kerajaan Bone

Apakah harga aspal impor sudah fix? Mungkin slogan ini salah alamat. Seluruh rakyat Sulawesi Tenggara, tanpa terkecuali, harus berjuang dengan gagah berani di bawah slogan “Hancurkan Tar Kancing dengan Harga Tetap”. Dan tambahan slogan: “Negara Republik Indonesia yang adil dan makmur adalah harganya.” Jika masyarakat Sultra mau dan siap berjuang agar aspal Bhutan mengalir turun, Insya Allah suatu saat aspal Bhutan pasti tercapai. Kapan Mungkin setelah 2024. Ayo, jangan biarkan aspal Booton bertarung sendirian.

Oleh: Richardus Roden Sort Kabupaten Manggarai-NTT Tue 17 Jan 2023 06:58 WIB Bulan Memanggil: Di Antara Air Mata Mama Rosti dan Ibu Putri Chandrawati Dibaca : 756 kali

Sejarah Kerajaan Bone

Arung Palakka Di Antara Gelar Pahlawan Dan Pengkhianat

Semoga semuanya segera berakhir. Kata-kata terakhir dari Hon’ble Bench ditegaskan. Dan suara palu mengakhiri semuanya. Perjalanan panjang berdebat dan mengungkapkan berbagai emosi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sungguh menguras tenaga.

Oleh: M Firmansyah 5 hari yang lalu Autobiografi Film Bersinar di Panggung Internasional Dirilis 19 Januari 2023 Dibaca: 590 Kali

Sejarah Kerajaan Bone

Oleh: Richard

Museum La Pawawoi Menyimpan Peninggalan Kerajaan Bone

Sejarah kerajaan majapahit, kerajaan bugis bone, sejarah kerajaan sulawesi, kerajaan bone, silsilah kerajaan bone, sejarah kerajaan bugis bone, gambar kerajaan bone, pusaka kerajaan bone, cerita sejarah kerajaan indonesia, sejarah kerajaan gowa dan bone, makalah kerajaan bone, sejarah kerajaan bone sulawesi selatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *