Sejarah Kerajaan Islam Di Sulawesi – Konon sejak abad ke-15 M, Islam mulai merambah wilayah Sulawesi, khususnya di wilayah selatan. Hidup di lingkungan kerajaan-kerajaan Islam di Sulawesi sangat luas. Meskipun pada awalnya didominasi oleh kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha, namun seiring dengan meningkatnya pemeluk agama Islam, banyak kerajaan-kerajaan Islam bermunculan dari Sulawesi.
Untuk lebih jelasnya berikut ini kami akan membahas tentang nama-nama kerajaan Islam di Sulawesi, sejarahnya dan kehidupan masyarakatnya.
Sejarah Kerajaan Islam Di Sulawesi
Menariknya, tidak hanya ada satu atau dua kerajaan Islam di Sulawesi, tetapi banyak nama kerajaan yang tercatat dalam sejarah. Setiap kerajaan berbeda dari dirinya sendiri, secara sosial, politik dan budaya. Berikut penjelasan lengkapnya:
La Tenri Ruwa, Raja Bone Yang Dilengserkan Rakyatnya Karena Berislam
Menurut catatan sejarah, Kerajaan Taweli merupakan kerajaan Islam pertama di Sulawesi yang konon berdiri pada abad ke-16. Lokasinya berada di Lembah Palu (sekarang Kota Palu) pada puncaknya yang sangat jauh dari Lasoani (sekarang: Donggala) hingga Ogoamas (sekarang: Mantikulore, Palu). Sebagai kerajaan Islam tertua, kerajaan Tawaeli hanya memiliki sedikit peninggalan yang ditemukan karena masyarakatnya yang abai terhadap kitab suci.
Tahun 1888 merupakan tahun emas bagi Kerajaan Tawaeli, dimana Magau VI Yangge Bodu memerintah karena berhasil memperluas wilayah kerajaan. Sayangnya, hampir tidak ada buku yang mengulas peninggalan Kerajaan Tawaeli selain potret kakak Magau Yoto Labulembah.
Pemerintahan Kerajaan Bolaang Mongondow terletak di wilayah Sulawesi Utara yang pada waktu itu menganut sistem demokrasi konstitusional. Seperti namanya, masyarakat kerajaan ini didominasi oleh masyarakat Mongondow yang sebagian besar tinggal di kawasan Gunung Komasaan. Uniknya, masyarakat saat itu percaya bahwa mereka adalah milik laki-laki dan perempuan, Gumulangit dan Tenduata dan Tumotoibokat dan Tumotoiboko.
Kerajaan Islam Di Indonesia
Keyakinan ini membagi orang Mongondow menjadi dua kelompok dan menjadi titik awal garis keturunan barat mereka. Dalam hal kehidupan, orang Mongondow pada masa itu suka berpindah-pindah, artinya pelancong. Mereka memanfaatkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti berburu binatang di hutan, mencari umbi-umbian, mencari ikan dan membuat sagu.
Itu adalah salah satu kerajaan Islam di Sulawesi, tetapi kenyataannya, banyak orang di pulau ini juga memiliki agama lain. Walaupun nama raja-raja Kerajaan Boolang Mongondow mirip dengan karakter Eropa, namun ada 24 penguasa dari periode 1400 M – 1950.
Kerajaan Siang merupakan salah satu kerajaan Islam yang berkembang di semenanjung Sulawesi Selatan, khususnya di daerah Bungoro. Daerah yang menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Siang itu kini dikenal dengan nama Desa Bori Appaka, Bungoro, Pangkajene yang disinggahi kapal-kapal Portugis pada tahun 1542 dan 1548. Menurut catatan sejarah, kerajaan utama yang terkenal Gowa-Tallo itu sepakat bahwa Siang He lebih kuat dan memiliki lebih banyak kerajaan daripada mereka.
Rumah Batu Jejak Sejarah Islam Kesultanan Jambi
Kehidupan budaya masyarakat Kerajaan Siang dinilai sangat tradisional, mereka mempercayai tradisi salah satunya terkait dengan pernikahan. Keluarga inti kerajaan hanya boleh menikah dengan pangeran dari kerajaan lain seperti Tanete, Soppeng, Luwu, dan Bone. Tujuannya untuk menjalin hubungan antar kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan dan memperluas kerajaan pemimpinnya. Salah satu kerajaan Islam di Sulawesi ini konon mulai mengalami kemunduran pada abad ke-16.
Kerajaan Bungku merupakan salah satu kerajaan Islam Sulawesi yang wilayahnya berada di bagian tengah Sulawesi tepatnya di wilayah Morowali. Tidak banyak informasi sejarah tentang kerajaan ini, namun diketahui bahwa Kerajaan Bungku ditaklukkan oleh tentara Ternate (Tobelo). Pada tahun 1682, kerajaan Bungku diambil alih oleh patih Padbrugge untuk menghukum sultan Ternate atas pemberontakannya. Bangunan yang dulunya merupakan istana Raja Bungku ini konon masih aktif dan merupakan salah satu properti yang paling terjaga kelestariannya. Tepat di belakang bangunan tersebut terdapat makam Raja Bungku.
Laporan dari website pemerintah Kabupaten Soppeng menyebutkan bahwa saat ini belum ada kesepakatan yang jelas tentang asal muasal Kabupaten Soppeng. Namun menurut dokumen tertulis, disebutkan bahwa penduduk Kerajaan Soppeng berasal dari dua tempat berbeda, Gattareng dan Sewo. Dalam lontara tertulis ada tata cara formal sebelum berdirinya kerajaan Soppeng berdasarkan kesepakatan 60 bangsawan.
Sejarah Nusantara Pada Era Kerajaan Islam
Menurut laporan sebelumnya, wilayah Soppeng yang dilanda kekeringan menyebabkan kekacauan dalam banyak hal. Maka masyarakat memutuskan mengangkat pemimpin berdasarkan perundingan hingga kerajaan Soppeng berdiri. Namun tidak banyak sejarah yang menunjukkan seperti apa peninggalan salah satu kerajaan Islam di Sulawesi ini.
Sedangkan untuk wilayah Sulawesi Tengah terdapat kerajaan Islam disini yaitu kerajaan Parigi. Seperti namanya, kerajaan di wilayah Parigi ini sudah berdiri sejak tahun 1515 dan meliputi wilayah seperti Dolago, Toboli, Masigi dan Lantibu. Macagero menjadi raja pertama Kerajaan Paris ketika Francisco Lesa, seorang gubernur Portugis, diangkat.
Saat itu warga Portugis masih berkuasa di wilayah Sulawesi Tengah. Namun ketika Belanda tiba di wilayah Parigi dan berusaha untuk menguasai wilayah tersebut, seluruh rakyat kerajaan Parigi setuju dengan mereka. Vinono, putra mahkota, menolak keras kehadiran Belanda di wilayah Parigi dan sekaligus menjadi pemimpin perlawanan.
Peran Raja Dalam Islamisasi Kerajaan Gowa
Dari segi kesejahteraan masyarakat, masyarakat Kerajaan Parigi terbagi dalam kelas sosial. Kasta terendah adalah Batua yang merupakan budak. Rombongan di atas disebut To Dea, rakyat jelata dari kerajaan Parigi. Dan di atas itu adalah kelompok Totua Nungata yang merupakan bentuk masyarakat lama. Termasuk golongan atas yaitu golongan Maradika/Madika adalah orang keturunan bangsawan.
Kota Palu yang dikenal saat ini muncul sebagai kerajaan yang menyatukan empat desa, yaitu Boyyantongo (sekarang: Kelurahan Baru), Tanggabanggo (sekarang: Kamonji), Pangovia (sekarang: Lere) dan Besusu (sekarang: Pandapa). Keempat desa tersebut sepakat untuk membentuk Dewan Adat, atau anggota Patmema untuk mewakili raja dan para pembantunya.
Kerajaan Palu sangat terkenal dan banyak nama raja yang memerintahnya antara lain Pue Nggari, I Dato Labungulili, Malasigi, Daelangi, Lamakarakan, Radja Maili, Jodjokodi, Parampasi, Idjazah, Djanggola dan Tjatjo Idjazah. Peninggalan kerajaan Palu yang paling terkenal adalah Souraja, sejenis bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal kerajaan dan sangat sakral.
Sejarah Kabupaten Gowa, Nama Raja Berakhiran Din, Yang Berarti Agama Islam
Kerajaan Islam lainnya di pulau Sulawesi adalah Kerajaan Tallo yang dalam sejarahnya erat hubungannya dengan Kerajaan Gowa. Pada dasarnya, itu disebut Kerajaan Gowa Tallo atau Kesultanan Makassar setelah Islamisasi. Namun, saat ini kerajaan Gowa dan Tallo terlibat perselisihan yang berujung pada perang antara kedua kerajaan tersebut, dan Gowa menang.
Mari kita bahas sejarah Kerajaan Tallo, kerajaan ini pertama kali muncul pada abad ke 15 dengan wilayah kekuasaan meliputi Parang Loe, Moncong Loe, Pannampu dan Saumata. Dari semua garis keturunan kerajaan Kerajaan Tallo, yang paling terkenal dan berpengaruh adalah Karaeng Matoaya (memerintah tahun 1593 – 1623) dan putra sekaligus penerusnya, Karaeng Pattingalloang (memerintah tahun 1641 – 1654).
Karaeng Pattingalloang adalah raja yang berhasil membawa Kesultanan Makassar ke puncaknya. Beberapa peninggalan kerajaan Gowa-Tallo adalah Benteng Rotterdam, Batu Pallantikang, Masjid Katangka, Masjid Jongaya, Masjid Jami, Kompleks Makam Ketangka, dan Istana Balla Lompoa.
Pangdam Xiv/hasanuddin Dukung Penuh Kegiatan Budaya
Datuan Luwu merupakan salah satu kerajaan tertua di pulau Sulawesi, namun tidak ada catatan khusus mengenai sejarah kerajaan ini. Namun, banyak sumber mengatakan bahwa pemerintahan ini adalah pertama kalinya tiga ulama terkemuka dari Sulawesi masuk Islam.
Kehidupan sosial di sini memang belum banyak dikenal, namun ada yang mengatakan perekonomian masyarakat Kedatuan Luwu sangat berkembang karena tanah di daerah mereka sangat subur. Salah satu harta kerajaan yang masih bertahan hingga saat ini adalah Masjid Jami di kota Palopo, simbol perkembangan Islam pada masa Lluwu Datuan.
Kabupaten Wajo di Sulawesi Selatan inilah yang kita kenal sekarang sebagai negara Islam terbesar. Pada abad ke-15, Kerajaan Wajo pertama kali berdiri dan menjadi kelanjutan dari Kerajaan Cinnotabi. Secara khusus awal mula kerajaan ini dimulai dengan terbentuknya masyarakat Danau Lampulung yang dipimpin oleh seorang bernama Puangnge ri Lampulung (nama aslinya tidak diketahui).
Sejarah Perkembangan Islam Di Indonesia
Komunitas tersebut tumbuh dan menyebar wilayahnya hingga ke Saebawi. Tak lama kemudian, Puangnge ri Lampulung meninggal dan digantikan oleh Puang ri Tempeengeng. Kerajaan Wajo resmi memeluk agama Islam pada tahun 1610 di bawah pimpinan La Sangkuru Patau Mulajaji Sultan Abdurahman. Beberapa peninggalan kerajaan Wajo yang masih ada hingga sekarang adalah Geddongnge, Masjid Tua Meng, Saoraja Mallangga, Gua Nippon, dan Makam La Maddukkelleng.
Kerajaan Islam lainnya di provinsi Sulawesi disebut kerajaan Buol, terdapat pada peta yang terletak di Kabupaten Toli Toli. Perkembangan kerajaan ini diketahui dimulai pada tahun 1380-an M pada masa pemerintahan Raja Ndubu I. Pusat pemerintahan berpindah ke Lamolan sejak kepemimpinan digantikan oleh Anogu Rlipu sebagai Madika.
Sepeninggal Anogu Rlipu, gelar raja diberikan kepada Bokidu karena katanya dia adalah raja Muslim pertama. Sayangnya, tidak banyak informasi dalam catatan sejarah tentang kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat kerajaan ini.
Kerjaan Makassar Atau Kerjaan Gowa Tallo Adalah Dua Kerajaan Kembar Yang Terletak Di Sulawesi
Di wilayah Sulawesi Tenggara, ada sebuah kerajaan besar bernama Kerajaan Muna, tepatnya dari tahun 1210. Dari tahun 1517 sampai 1630, kerajaan Muna terlibat dalam pemberontakan kolonial di Sulawesi.
Saat ini mata pencaharian masyarakat kerajaan ini sebagian besar bergerak di bidang perikanan dan pertanian. Sehingga secara ekonomi penduduk Kerajaan Muna sangat maju dan tidak kalah. Mereka menjual hasil hutan ke luar daerah untuk menambah pendapatan daerah kerajaan.
Ada mitos yang masih diyakini masyarakat bahwa suku Toli Toli berasal dari tiga makhluk surga yang memutuskan untuk turun ke bumi. Itu datang dengan cara yang berbeda, melalui Bambu Emas, Bumbung Lanjat dan Rotan. Benar atau tidaknya legenda tersebut, kerajaan Toli-Toli tidak
Masuk Dan Berkembangnya Islam Di Sumatera
Kerajaan bone sulawesi selatan, film perang kerajaan islam, kerajaan di sulawesi, sejarah kerajaan di sulawesi, kerajaan pertama di sulawesi, soal essay kerajaan islam di indonesia, sejarah kerajaan sulawesi, film kerajaan islam, kerajaan tertua di sulawesi, kerajaan di pulau sulawesi, film tentang kerajaan islam, kerajaan di sulawesi selatan