Sejarah Kerajaan Kutai Doc – Suka bukunya? Anda dapat menerbitkan buku Anda secara online secara gratis dalam hitungan menit! Buat flipbook Anda sendiri
JADWAL Majalah Pendidikan kelompok 1 – X IPA U5 K E R A J A N K U T A Anggota kelompok I : Adrila Dzaky Aisyah N. Azka Wildan
Sejarah Kerajaan Kutai Doc
01 02 03 04 Kerajaan Kutai Martapura Sejarah Para Raja Kutai Martapura Zaman Keemasan Kutai Martapura Daftar Isi Akhir Kerajaan Kutai Martapura 05
Malar Nafas Mahakam
X IPA U5 – Kelompok 1 Nama Kutai diberikan oleh para ahli yang mengambilnya dari nama tempat ditemukannya sebuah prasasti yang menunjukkan keberadaan kerajaan tersebut. Informasi tentang nama Martapura diperoleh dari kitab Salasilah Raja di Negara Kutai Kertanegara yang menceritakan bahwa kekuatan kerajaan Kutai Kertanegara dari Kutai Lama melawan ibu kota kerajaan. Kerajaan Kutai Martapura merupakan kerajaan Hindu di Nusantara yang memiliki bukti sejarah tertua berupa Prasasti Yupa dan didirikan sekitar abad ke-4, bersamaan dengan Kerajaan Tarumanegara di Jawa. Pusat pemerintahan terletak di Muara Kaman yang sekarang menjadi kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. 01
Sejarah Sumber utama sejarah kerajaan Martapura adalah tujuh prasasti Yupa yang ditemukan di Bukit Brubus, Muara Kaman. Penemuan batu bertulis itu tidak sekaligus, melainkan dalam dua tahap dengan rentang waktu lebih dari setengah abad. Pada tahap pertama, empat prasasti ditemukan pada tahun 1879. Setahun kemudian, keempat prasasti tersebut diangkut ke Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (sekarang Museum Nasional, Jakarta). Pada tahap kedua, tiga prasasti lagi ditemukan 61 tahun kemudian pada tahun 1940. Ketiganya disimpan di museum yang sama. Selain sumber prasasti Yupa, terdapat kitab Surat Salasilah Raja di Negara Kutai Kertanegara. Naskah Arab-Melayu ini tidak dibahas oleh Tim Penulis Sejarah Nasional Indonesia, sehingga kelanjutan sejarah Dinasti Mulavarman tidak masuk dalam Babon Sejarah Nasional Indonesia Buku 12 S E X I P A U 5 – K E L O M P O K 1 J A R A H 02
RAJA KUTAI 1. Maharaja Kudungga Nama Maharaja Kudungga diartikan sebagai nama asli orang Indonesia yang tidak terpengaruh budaya India. Pada awalnya kedudukan Kudungga adalah sebagai pemimpin suku, setelah masuk pengaruh Hindu di Indonesia, ia mengubah struktur menjadi kerajaan dan menjadi raja sendiri, dan hal ini dilakukan secara turun-temurun. Nama Maharaja Kudungga ditafsirkan oleh para ahli sejarah sebagai nama asli bangsa Indonesia yang tidak terpengaruh oleh nama budaya India. 2. Maharaja Aswavarman Edith adalah raja kedua kerajaan Martapura dan anak dari Raja Kuninga. Asmavarman diyakini dipengaruhi oleh budaya Hindu. Ini didasarkan pada fakta bahwa kata Varman berasal dari bahasa Sanskerta. Kata ini biasanya digunakan untuk mengakhiri nama orang atau masyarakat India Selatan. Martapura 3. Mulawarman Nala Dewa Mulawarman adalah anak dari Aswavarman dan cucu dari Kudungga. Nama Mulavarman dan Asvawarman sangat dipengaruhi oleh bahasa Sansekerta jika dilihat dari cara penulisannya. Kuninga sendiri mengaku tidak memeluk agama Hindu. 03
Kerajaan Kutai Presentasi
Sejarah kejayaan Kerajaan Kutai Martapura berdasarkan prasasti Yupa dapat diketahui bahwa Kerajaan Kutai mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Mulavarman. Sebagai keturunan Aswavarman, Mulawarman juga melakukan upacara Uratyasthama, yaitu upacara penyucian diri untuk masuk kasta Ksatria. Pada masa pemerintahan Mulavarman, upacara Hindu dilakukan oleh pendeta/Brahmana pribumi Indonesia. Ini membuktikan bahwa kemampuan intelektualnya tinggi, karena bahasa Sanskerta bukanlah bahasa sehari-hari. Selain pemerintahan Raja Mulavarman, kehidupan ekonomi kerajaan karena letaknya yang strategis mengalami perkembangan pesat di sektor pertanian dan perdagangan. X IPA U5 – Golongan 1 Mulavarman disebut-sebut sebagai raja yang saleh, perkasa, dan pernah mengadakan upacara tempatkan di “Vaprakwara”. Waprakecvara merupakan tempat keramat (suci) yang merupakan sinkretisme antara kebudayaan Hindu dengan kebudayaan Indonesia. 04
Akhir Kerajaan Kutai Martapura Perlu disebutkan bahwa Kutai Martapura berbeda dengan Kerajaan Kutai Kurtanegara yang pada saat itu merupakan ibu kota Kutai Lama. Kutai Kertonegaro ini, pada tahun 1365, disebutkan dalam sastra Jawa Nega-Kertagoma. Kutai Kartanegara kemudian menjadi kerajaan Islam. Sejak tahun 1735 kerajaan Kutai Kurtanegara yang semula bergelar pangeran berubah menjadi Sultan (Sultan Aji Muhammad Idris) dan sampai sekarang disebut Kesultanan Kutai Kurtanegara. Kisah Kerajaan Kutai Martapura berakhir ketika rajanya, Maharaja Dermasatya, gugur dalam pertempuran di tangan Raja Kutai Kertanegara ke-8, Pangeran Sinum Panji Mendapa. Kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia. Kerajaan ini terletak di tepi Sungai Mahakam di Muarakaman, Kalimantan Timur, dekat kota Tenggarong. Diperkirakan Kerajaan Kutai berdiri pada abad ke-4 Masehi. Prasasti ini didirikan oleh Raja Mulavarman. Bukti sejarah tentang Kerajaan Kutai adalah ditemukannya tujuh prasasti berupa Yupa (pilar batu) Aksara Yupa menggunakan aksara Pallawa dan bahasa Sansekerta, isi prasasti tersebut menyebutkan bahwa raja pertama Kerajaan Kutai bernama Kudunga. Dia memiliki seorang putra bernama Asavarman, yang disebut Vamsakerta (pembuat keluarga). Setelah meninggal, Asawarman digantikan oleh Mulavarman. Penggunaan nama Asawarman dan nama raja-raja pada generasi selanjutnya menunjukkan adanya pengaruh ajaran Hindu di kerajaan Kutai dan hal ini membuktikan bahwa raja-raja Kutai terlahir sebagai orang Indonesia yang memeluk agama Hindu.
Berdasarkan isi prasasti Kutai dapat diketahui bahwa pada abad ke-4 Masehi terdapat masyarakat Indonesia di daerah Kutai yang banyak mendapat pengaruh Hindu. Masyarakat mampu membentuk pemerintahan yang terorganisir sesuai dengan pola pemerintahan di India. Masyarakat Indonesia menerima unsur-unsur yang datang dari luar (India) dan mengembangkannya sesuai dengan tradisi masyarakat Indonesia itu sendiri.
Kehidupan Kerajaan Kutai
Dilihat dari posisinya, Kutai sangat strategis terletak pada jalur pelayaran dan kegiatan perdagangan antara dunia Barat dan dunia Timur. Secara langsung maupun tidak langsung memberikan pengaruh yang besar bagi kehidupan masyarakat Kutai terutama dalam perkembangan ekonomi masyarakat dimana perdagangan juga menjadi sumber pendapatan utama.
Sejak munculnya dan berkembangnya pengaruh Hindu di Kalimantan Timur, telah terjadi perubahan pemerintahan, dari sistem kepala suku menjadi sistem kerajaan atau feodal. Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Kutai adalah sebagai berikut: Kudungga. Raja adalah bapak pertama kerajaan Kutai, ada yang unik dari nama raja pertama, karena nama Kudungga merupakan nama lokal atau nama yang tidak terpengaruh oleh budaya Hindu. Hal ini kemudian menimbulkan persepsi para ahli bahwa pada
Pada masa pemerintahan Raja Kudungga, pengaruh agama Hindu masuk ke Nusantara, posisi Kudungga awalnya sebagai kepala suku. Dengan masuknya pengaruh Hindu, ia mengubah susunan pemerintahannya menjadi kerajaan dan mengangkat dirinya sebagai raja, sehingga pergantian raja dilakukan secara turun-temurun.
Pdf) Kerajaan Kerajaan Hindu Buddha Di Indonesia
Kerajaan Kutai berakhir ketika Raja Kutai bernama Maharaja Dharma Setia tewas dalam pertempuran di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Harus diingat bahwa Kutai (Kutai Martadipura) berbeda dengan kerajaan. dari Kutai Kartanegara. , yang ibukotanya pertama kali di Kutai Lama (Kute Peninsula). Inilah Kutai Kartanegara, tahun 1365, yang disebut dalam sastra Jawa sebagai Negarakertagama. Kutai Kartanegara kemudian menjadi kerajaan Islam bernama Kesultanan Kutai Kartanegara.
Pendiri dinasti tersebut diperkirakan adalah Kerajaan Kutai yang berdiri pada abad ke-4 Masehi Prasasti tersebut didirikan oleh Raja Mulawarman. Bukti sejarah tentang Kerajaan Kutai adalah ditemukannya tujuh prasasti berbentuk UFO (pilar batu). Skrip Yufa menggunakan karakter Pallava dan Sansekerta. Beberapa Peninggalan Kerajaan Kutai : 1.
Kerajaan Terumanegara dibangun oleh Raja Jayasinghavarman ketika memimpin keluarga kerajaan melarikan diri dan berhasil melarikan diri dari musuh yang terus-menerus menyerang Kerajaan Salakanagara, di pengasingan, pada tahun 358 M, Jayasinghavarman mendirikan kerajaan baru di pesisir sungai Sitarum, di Kabupaten Lebak Banten dan diberi nama Torumenegara. Nama Tarumanegara diambil dari nama tumbuhan bernama Tarum, yaitu tumbuhan yang digunakan untuk mewarnai bahan benang tenun dan bahan pengawet kain yang banyak terdapat di tempat tersebut. Tanaman tarum tumbuh di sekitar Sungai Citarum. Selain sebagai bahan pengawet kain, tanaman ini merupakan komoditas ekspor dan merupakan penyumbang devisa terbesar bagi kerajaan Tarumanagara.Raja Jayasinghavarman memerintah dari tahun 358-382 M. Setelah raja mencapai usia lanjut, ia pensiun untuk hidup sebagai sarjana . Sebagai pertapa, Jayasinghawarman menganggap Rajaresi. Nama dan gelar raja menjadi Maharesi Rajadiraja Guru Jayasinghawarman, Kerajaan Turumenegara banyak meninggalkan prasasti, sayangnya tidak ada satupun yang menggunakan angka tahun. Untuk menentukan kapan Tarumanegara didirikan, para ahli harus mencoba mencari sumber lain. Dan usahanya tidak sia-sia. Setelah itu mereka pergi ke China untuk mempelajari hubungan China dengan Indonesia terlebih dahulu, mereka menemukan sebuah manuskrip – teks tentang hubungan antara pemerintah Indonesia dan China yang disebut Tolomo. Menurut catatan ini, kerajaan Tolomo mengirimkan utusan ke Tiongkok pada tahun 528 M, 538 M, 665 M, 666 M. Jadi dapat disimpulkan bahwa Tarumanegara berdiri sekitar abad ke-5 dan ke-6.
Majalah Ips
Dari sumber di atas dapat disimpulkan bahwa Tarumanegara terletak di Jawa Barat. Pusatnya tidak pasti, tetapi para ahli menduga bahwa Sungai Chandabagha adalah Sungai Bekasi, kira-kira di antara Sungai Sitarum dan Sisadane. Wilayah kekuasaan pemerintahan Tarumanegara meliputi wilayah Banten, Jakarta, hingga perbatasan Cirebon.
Kerajaan Terumanagara dibangun oleh Raja Jayasinghawarman saat memimpin keluarga kerajaan yang mengungsi dan berhasil kabur dari musuh yang terus menyerang kerajaan Salakanagara. Dalam pengasingannya, pada tahun 358 M, Jayasinghawarman mendirikan kerajaan baru di tepi Sungai Sitarum, di Kabupaten Lebak Banten dan diberi nama Tarumanegara. Nama Tarumanegara diambil dari nama tumbuhan bernama Tarum, yaitu tumbuhan yang digunakan untuk mewarnai bahan benang tenun dan bahan pengawet kain yang banyak terdapat di tempat tersebut. Tanaman tarum tumbuh di sekitar Sungai Citarum. Selain sebagai pengawet kain, tanaman ini merupakan komoditas ekspor dan merupakan penyumbang devisa terbesar Kerajaan Tarumanegara.Raja Jayasinghavarman memerintah dari tahun 358-382 M. Setelah raja mencapai usia lanjut, ia pensiun untuk hidup sebagai sarjana . . Sebagai pertapa, Jayasinghawarman menganggap Rajaresi. Nama dan gelar raja menjadi Maharesi Rajadiraja
Bukti sejarah kerajaan kutai, makalah kerajaan kutai doc, buku sejarah kerajaan kutai, makalah tentang sejarah kerajaan kutai, sejarah kerajaan kutai dan peninggalannya, kerajaan kutai, ringkasan sejarah kerajaan kutai, sejarah peninggalan kerajaan kutai, sejarah berdirinya kerajaan kutai, sumber sejarah kerajaan kutai, sejarah singkat kerajaan kutai, bukti sumber sejarah kerajaan kutai