Tempat Wisata Budaya Rumah Si Pitung Berada Di Wilayah – , Jakarta – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Utara akan memperbaiki dan meningkatkan infrastruktur di tempat wisata hingga ke rumah Si Pitung. Hal ini untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke rumah tokoh legendaris masyarakat Betawi tersebut.
Wali Kota Jakarta Utara Wahyu Haryadi mengatakan, akses jalan dan jembatan menuju kawasan wisata Rumah Si Pitung di Jalan Marunda Pulo no. 1, Desa Marunda, Cilincing saat ini masih kecil dan sebagian aspalnya rusak.
Tempat Wisata Budaya Rumah Si Pitung Berada Di Wilayah
“Jalan itu lebarnya hanya sekitar empat meter dan hanya bisa dilalui satu mobil pribadi. Apalagi, sebagian aspal sudah rusak tergerus air akibat tergenang air. Perlu diperbaiki dan segera diperlebar,” Wahyu. katanya, seperti dikutip dari
Tempat Wisata Di Jakarta Utara
Selain itu, lokasi wisata sejarah ini bahkan tidak memiliki tempat parkir kendaraan wisata. Hal inilah yang membuat wisatawan enggan untuk berkunjung.
“Kami menyarankan kepada dinas terkait di Pemprov untuk membenahi infrastruktur ini. Karena Rumah Si Pitung merupakan salah satu dari 12 destinasi wisata di Jakarta Utara,” tegas Wahyu.
Salah satu peninggalan Si Pitunga yang paling berharga adalah sebuah rumah di kawasan Marunda, Jakarta Utara.
Destinasi Wisata Di Dki Jakarta Yang Ditutup Sementara
Rumah kayu berbentuk panggung ini merupakan cagar budaya DKI Jakarta. Menurut sejarah, rumah yang bersebelahan dengan Rusun Marunda itu sebenarnya bukan milik Si Pitung, melainkan milik Haji Syaifudin. Rumah tersebut dinamakan Rumah Si Pitung karena sering menjadi tempat persembunyian para master silat Betawi dari penganiayaan masyarakat.
Pada November 2012, rumah Si Pitung juga direnovasi oleh Dinas Kebudayaan Jakarta Utara. Namun, renovasi yang memakan biaya Rp 2,1 miliar itu hanya meliputi bangunan lain dan halaman serta gapura atau pagar di sekitar rumah Si Pitung.
Nyaris berlinang air mata, ayah Shane Lukas berdoa agar David Latumahina sembuh dan cepat sembuh: Biar semua masalah ini jelas. Dikutip dari Open Data Jakarta, jumlah kunjungan wisatawan domestik ke Rumah Si Pitunga mencapai 35.713 pada tahun 2019. Pengunjung cagar budaya tersebut mulai kembali ramai setelah sebelumnya ditutup akibat COVID-19.
Harga Tiket Masuk Tempat Wisata Budaya Rumah Si Pitung, Berikut Lokasinya
Pemandu Rumah Si Pitung, Tama, mengatakan banyak pengunjung yang datang ke Rumah Si Pitung pada akhir pekan dan hari libur nasional.
“Sabtu, Minggu, dan hari libur cenderung padat. Biasanya banyak orang yang berziarah ke Masjid Al-Alam dan kemudian datang ke sini,” ujarnya.
Pengunjung Rumah Si Pitung tidak hanya dari wilayah Jakarta saja. Tama mengatakan banyak juga dari tempat-tempat di sekitar Jakarta.
Wisata Jakarta Terbaik Untuk Rekreasi Bersama Keluarga
Mereka datang ke sini untuk mempelajari sejarah Si Pitung. Selain itu, banyak yang memilih bersantai dan makan di kawasan wisata Marunda, Jakarta Utara.
Menurut cerita Tama, kawasan rumah Si Pitung sebenarnya juga merupakan ruang publik, terutama untuk kegiatan seni dan budaya. Setiap hari Sabtu dan Minggu diadakan tarian dan latihan pencak silat. Selain itu, ada juga acara kuliner dimana pengunjung bisa belajar dan menikmati makanan khas Betawi seperti kerak telor dan es krim selendang mayang.
Selain itu, fasilitas di rumah Si Pitunga terbilang cukup lengkap. Mulai dari toilet, mushola, aula, hingga perpustakaan. Tersedia juga area tempat duduk yang luas bagi pengunjung yang ingin bersantai.
Berita Dan Informasi Rumah Si Pitung Terkini Dan Terbaru Hari Ini
Harga tiket ke rumah Si Pitung juga bisa diterima. Ada biaya Rp 5.000 untuk dewasa, Rp 3.000 untuk anak-anak dan Rp 2.000 untuk pelajar. Jam kerja Selasa-Minggu 08:00-16:00 WIB.
Anda belum bisa bepergian ke sana. Rumah Si Pitung ditutup sementara untuk pemeliharaan mulai 12 Oktober hingga 11 Desember 2022. Objek wisata sejarah dan budaya ini terletak di Marunda Pulo, Cilincing, Jakarta Utara. Atas dasar peraturan daerah khusus ibu kota jakarta no. 9 Tahun 1999, rumah Si Pitung ditetapkan sebagai benda cagar budaya.
Rumah Si Pitunga juga bukan rumah bergaya Betawi, melainkan berbentuk rumah panggung dengan gaya arsitektur Bugis, yang sejalan dengan kondisi kawasan pesisir Jakarta yang kerap mengalami perampokan akibat air pasang. Meski disebut “Rumah Si Pitung”, bangunan ini sebenarnya bukanlah tempat kelahiran atau milik keluarga Pitung, jagoan Betawi yang terkenal karena berperang melawan penguasa Hindia Belanda. Rumah layang seluas 700 meter persegi ini sebenarnya milik Haji Syafiuddin, seorang pengusaha ‘sero’. Menurut cerita peninggalan yang diyakini masyarakat setempat, rumah ini pernah dirampok oleh Pitung.
Mengenal Sejarah Rumah Si Pitung
Rumah ini diyakini dibangun pada awal abad ke-19. Rumah kayu berwarna merah delima berukuran 15 x 15 meter ini ditopang oleh 40 tiang setinggi 2 meter. Untuk melindungi rumah ini dari ancaman banjir rob (karena jaraknya hanya 50 meter dari bibir pantai), bangunan ini diletakkan di atas pondasi beton setinggi 50 cm.
Dari luar terlihat rumah ini memiliki 2 serambi di depan dan belakang rumah yang dilengkapi dengan tangga, 4 pintu dan 10 jendela. Rumah ini telah beberapa kali direnovasi, dengan renovasi terakhir pada tahun 2010. Di dalam rumah terdapat berbagai perabot bergaya Betawi, seperti kursi tamu, tempat tidur, lemari berlaci, peralatan dapur dan permainan kongklak, legenda dan cerita tentang Si Pitung. . Seperti yang kita ketahui, Pitung merupakan salah satu tokoh Betawi yang paling terkenal dari zaman Belanda hingga sekarang. Banyaknya kisah perjuangannya, petualangannya yang seru hingga kematiannya memberikan inspirasi dan semangat bagi masyarakat Betawi untuk mempertahankan negara dan harga diri dari penjajah. Bahkan ia menjadi tokoh atau idola masyarakat Betawi hingga saat ini dan sering diperankan dalam berbagai kegiatan kesenian.
Ada sebuah rumah adat Betawi di Marunda yang diyakini sebagai rumah tempat tinggal Si Pitung selama ini. Sebenarnya rumah ini adalah rumah seorang pengusaha kaya bernama H. Syafiuddin. Namun karena Si Pitung sering tinggal di rumah ini, banyak yang menyebut rumah ini sebagai Rumah Sipitung. Kemudian pada tahun 1972, Pemda DKI membeli rumah ini dari keluarga Syaifudin dan ditahbiskan sebagai salah satu monumen budaya bersejarah.
Rumah Si Pitung, Marunda
Seiring berjalannya waktu, rumah di Marunda menjadi museum yang disebut Museum Rumah Si Pitung Marunda, dan kini rumah tersebut telah dipugar dan dikelola oleh pemerintah setempat sebagai salah satu monumen budaya Betawi. Rumah Si Pitung di Marunda sangat kaya akan nuansa Betawi. Tak heran bila orang melihatnya dari kejauhan, mereka sudah tahu bahwa itu adalah rumah bersejarah dan rumah istimewa.
Museum Rumah Sipitung Marunda sebenarnya hanya berisi beberapa ruangan seperti ruangan rumah pada umumnya. Namun di dalamnya terdapat replika benda dan peralatan keseharian Pitung. Terdapat beberapa ruangan di dalam Museum Rumah Sipitung seperti teras, ruang tamu, kamar tidur, ruang keluarga, ruang makan, dapur dan ruang teras belakang.
Museum Si Pitung atau Rumah Si Pitung terletak di Cilincing Marunda, Jakarta Utara, DKI Jakarta. Jika Anda familiar dengan kawasan Rumah Susun Marunda, lokasinya tidak jauh dari kompleks Rumah Susun Marunda. Komplek Wisata Museum Rumah Si Pitung akan dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 WIB, kecuali hari Senin dimana semua museum akan tutup. Jika Anda ingin menuju Rumah Si Pitung Marunda dengan kendaraan umum, coba gunakan TransJakarta 10A arah Rusun Marunda – Tanjung Priok. Pantai Marunda memang belum sepopuler tetangganya seperti Pantai Ancol dan pantai-pantai di kawasan Kapuk. Namun penulis penasaran untuk datang mengunjungi pantai yang berada di sudut ibu kota ini. Ia mengatakan, banyak spot foto yang menarik untuk dijelajahi, seperti Rumah Si Pitung dan Masjid Al Alam yang letaknya berdekatan. Untuk hari raya Raya Waisaka pada tanggal 26 Mei 2021, penulis gunakan untuk menjelajahi wilayah Marunda di luar ibu kota.
Obyek Wisata, Museum Bahari Dan Rumah Si Pitung Ditutup Sementara
Kawasan Marunda masih asing bagi Penulis, Penulis belum pernah ke Marunda sebelumnya. Dalam situasi seperti ini, Google Maps sangat berguna sebagai penunjuk jalan. Penulis merekomendasikan untuk membawa lebih banyak masker jika menggunakan sepeda motor karena jalanan di kawasan Marunda penuh dengan debu.
Melewati truk kontainer besar terkadang menjadi kendala, Anda harus berhati-hati jika ingin berada di depan mereka, jika Anda berada di belakang truk, Anda harus bersiap untuk “berdebu”. Maklum, Marunda sebagai kawasan industri dan pelabuhan, tak jarang dijumpai bangunan gudang dan tumpukan peti kemas di sepanjang jalan. Saat Anda menuju Pantai Marunda, Anda akan melihat Gerbang Kawasan Berikat Nusantara yang berada di sebelah Kantor Bea Cukai Marunda. Lalu ada juga gedung kampus Central Naval School yang tidak jauh dari pantai.
Panah di Google Maps akan segera berhenti di titik akhir, menandakan bahwa mereka telah mencapai tujuan. Penulis berhenti sejenak di depan gapura yang bertanda Rumah Si Pitung Jalur Destinasi Wisata Pesisir 12, kemudian didekatnya penulis melihat kerumunan warga yang sedang memancing di empang-empang. Mereka duduk di bawah pohon bakau yang tumbuh, mencari perlindungan dari terik matahari.
Rumah Si Pitung, Tempat Terbaik Menikmati Sejarah Betawi Tempo Dulu
Setibanya di lokasi, penulis memarkirkan sepeda motornya dan membayar biaya parkir sebesar Rp 5000. Kemudian penulis menerobos masuk ke dalam museum, penjaga karcis menyapanya dengan senyum ramah, lalu mengecek suhu tubuh penulis yang saat itu normal, 36 poin. Biaya masuk ke museum adalah Rp 5000, setiap pengunjung akan mendapatkan brosur yang menjelaskan secara singkat tentang Museum Si Pitung.
Setiap daerah memiliki cerita rakyatnya masing-masing, termasuk Jakarta yang memiliki cerita tentang Si Pitung, pahlawan Betawi yang sering disebut Robin Hood Betawi. Dikenal sebagai perampok, namun jarahannya diberikan kepada mereka yang membutuhkan.
Menurut informasi dari brosur yang diperoleh penulis, rumah Si Pitunga menjadi ikon dalam kisah perjuangan dan perlawanan bangsa Betawi melawan penjajahan Belanda. Sebelumnya rumah ini milik seorang pengusaha kaya bernama H. Saifuddin. Ada legenda yang menyebutkan bahwa H. Saifuddin hanyalah salah satu korban perampokan yang dilakukan oleh Si Pitung.
Djarot Ingin Masukan Ikan Ke Empang Si Pitung
Sedangkan versi
Kepulauan raja ampat berada di wilayah, tempat wisata budaya di indonesia, tempat wisata budaya di jogja, rumah si pitung jakarta, rumah si pitung marunda, tempat wisata budaya di jakarta, tempat wisata kawah ijen berada di wilayah, rumah si pitung, tempat wisata labuan bajo berada di provinsi, pulau nusa penida berada di wilayah, tempat wisata budaya di bali, taman nasional gunung gede pangrango berada di wilayah provinsi