Uncategorized

Seperti Ini Pernikahan Adat Lampung Pepadun dan Saibatin

Pernikahan adat Lampung Pepadun dan Saibatin – Sama-sama tinggal di provinsi paling dekat dengan Pulau Jawa, terdapat perbedaan besar antara orang Lampung pesisir dan orang Lampung pedalaman.

Baca JugaIni 2 Jenis Pakaian Adat Lampung Melinting dengan Gambarnya

Orang pedalaman mengidentifikasi diri sebagai masyarakat pepadun. Mereka berdialek O dan memiliki baju adat dengan dominasi warna putih. Sementara orang pesisir menamai diri sebagai kelompok Saibatin. Mereka berdialek A dan mempunyai busana tradisional berwarna merah-merah.

 

Bagaimana Pernikahan Adat Lampung Pepadun dan Saibatin?

 

Penikahan Adat Lampung Pepadun dan Saibatin

Selain bisa dibedakan berdasarkan dialek dan bajunya, kedua suku asli Lampung ini juga memiliki tradisi yang secara umum berlainan. Dari struktur sosial, misalnya, orang Saibatin memiliki pola yang lebih hierarkis karena terdampak pengaruh kerajaan Hindu hingga Islam secara lebih luas.

Lebih dari itu, tradisi perkawinan keduanya pun berbeda lho. Masyarakat Pepadun memiliki tata cara tersendiri yang sangat berbeda dengan tatacara adat perkawinan orang Lampung pesisir (Saibathin).

 

Seperti ini Pernikahan Adat Lampung Pepadun dan Saibatin

 

Lantas, bagaimana ya perkawinan tradisional dua kelompok besar yang mendiami Lampung ini? Apakah benar-benar berbeda? Supaya tak makin penasaran, yuk langsung simak informasinya di bawah.

 

1. Pernikahan Pepadun

Penikahan Adat Lampung Pepadun dan Saibatin 2

Masyarakat pepadun di wilayah pedalaman memiliki 2 tipe perkawinan tradisional. Yang pertama disebut Cakak Manuk dengan upacara yang dinamai Tar Selep. Sedangkan yang kedua memiliki serangkaian proses dimulai dari langkah pertama yang disebut dengan istilah Sebambangan.

Upacara pertama, yakni Cakak Manuk umumnya dilakukan oleh keluarga yang kurang mampu. Prosesi adat sangat sederhana, sebab pengantin perempuan hanya tinggal dibawa ke rumah keluarga pria dengan saksi kerabat dan ketua adat.

Sementara, upacara kedua harus dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

 

1. Sebambangan

Pernikahan adat Lampung Pepadun dan Saibatin bisa dikatakan sangat menarik. Salah satunya karena proses awal yang disebut sebambangan. Pada tahapan ini, pengantin pria membawa pergi pengantin wanita ke rumah salah satu kerabatnya. Namun, prosesnya tidak sesederhana itu. Kedua kekasih harus:

  • Melayangkan Tenepik: yakni memberikan surat dan seserahan ke keluarga wanita secara diam-diam.
  • Nganttak Salah: sang pria mengakui kesalahan perbuatannya dan tetua adat pria meminta damai pada tetua adat pihak perempuan. Proses permintaan damai dilakukan dengan memberikan senjata keris.
  • Anjau Sabai serta Mengiyan: pihak keluarga laki-laki mengantarkan makanan untuk jamuan bersama dengan keluarga perempuan. Sementara itu, pihak perempuan mengantarkan pakaian sehari-hari dan barang-barang.

 

2. Ittar Terang

Setelah proses sebambangan sukses dilakukan, berikutnya diadakan ittar terang. Pada prosesi ini, keluarga perempuan akhirnya mengantarkan anak gadisnya ke keluarga pria. Tahapan ini diketahui banyak orang sehingga disebut “ittar terang.”

 

3. Begawai Cakak Pepadun

Begawai Cakak Pepadun adalah puncak rangkaian pesta perkawinan suku pepadun. Baik pengantin pria maupun wanita akan diberkati dengan gelar tanda kehormatan yang menyatakan keduanya telah menikah.

 

2. Pernikahan Saibatin

saibatin

Tak afdol membicarakan pernikahan adat Lampung Pepadun dan Saibatin tanpa menjelaskan tentang bagian Saibatin. Saibatin sebagaimana telah dijelaskan pada artikel yang lalu, memiliki busana pernikahan dengan dominasi warna merah.

Secara umum, pesta perkawinan kelompok Lampung pesisir ini bisa dibedakan menjadi dua. Yang pertama adalah nayuh balak, dan yang kedua ialah bedu’a dilamban. Nayuh balak adalah suatu acara perkawinan yang diadakan besar-besaran selama tujuh hari tujuh malam.

Alternatif dari nayuh balak adalah nayuh nulik yang memakan waktu dan biaya lebih sedikit. Kedua nayuh dilaksanakan setelah diadakan prowatin. Prowatin sendiri pada dasarnya merupakan tahapan urun rembug sebulan sebelumnya antar dua keluarga yang diinisiasi kerabat pria.

Di sisi lain, bedu’a dilamban adalah suatu acara yang juga lebih sederhana. Bedu’a dilamban diadakan hanya di rumah keluarga mempelai pria saja.

Dalam acara resepsi ini, masyarakat Saibatin juga mengenal tradisi pemachakan. Pada tradisi tersebut, tangan kedua mempelai diberi tanda menggunakan daun pacar air yang telah ditumbuk. Tujuan dari prosesi ini adalah untuk memperkenalkan bahwa kedua mempelai telah resmi menikah.

Baca Juga2 Jenis Pakaian Adat Lampung Selatan dan Contoh Gambarnya

Kiranya, begitulah pernikahan adat Lampung Pepadun dan Saibatin. Terdapat langkah-langkah yang harus diikuti dengan sakral. Busana pengantin tradisional yang dikenakan pun harus mengikuti aturan yang berlaku.
Semoga artikel ini bermanfaat!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button