bahas sejarahKerajaan BantenSejarah Kerajaan

Rangkuman Kerajaan Banten Lengkap

Rangkuman Kerajaan Banten – Taukah Anda, Kerajaan Banten merupakan kerajaan Islam terbesar di Pulau Jawa. Penasaran bagaimana awal mula berdiri, masa keemasan dan kemunduran hingga apa saja bukti peninggalan dari Kerajaan Banten? Yuk simak rangkuman Kerajaan Banten berikut ini.

Awal Mula Kerajaan Banten Berdiri

 

Kerajaan Banten berdiri di wilayah Tatar Pasundan, Provinsi Banten pada abad ke 1526. Awal mula berdirinya Kerajaan Banten sebenarnya merupakan hasil dari perluasan wilayah yang dilakukan oleh Kerajaan Demak.

Pada masa itu, Kerajaan Demak melakukan perluasan wilayah dan berhasil menaklukkan beberapa kawasan di Pulau Jawa. Kawasan pelabuhan yang berhasil ditaklukkan kemudian dijadikan sebagai tempat perdagangan dan pangkalan militer.

Baca jugaNama Baju Adat Banten

Sosok yang memiliki peran besar dalam perluasan wilayah ini yaitu Maulana Hasanuddin. Bahkan setelah penaklukkan wilayah selesai dilakukan, beliau juga mendirikan benteng sebagai tempat pertahanan yang disebut dengan Surosowan.

Karena terjadi kemelut politik setelah masa pemerintahan Sultan Trenggana, Kerajaan Demak akhirnya mengalami kemunduran. Banten pun melepaskan diri dan berubah menjadi kerajaan mandiri. Pusat Pemerintahan Kerajaan Banten berada di Surosowan.

Kemudian pada tahun 1570, Maulana Hasanuddin meninggal dunia. Posisinya pun digantikan oleh putranya yang bernama Pangeran Yusuf.

 

Pendiri Pertama Kerajaan Banten

 

Sebagaimana yang disebutkan dalam catatan sejarah, Kerajaan Banten sebenarnya berdiri atas inisiatif Syarif Hidayatullah atau yang lebih dikenal dengan Sunan Gunung Jati. Pada awalnya, wilayah Banten masuk dalam Pakuan Pajajaran dan memiliki corak Hindu.

 

Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati

 

Namun karena pasukan Portugis berhasil dihalau dari Sunda Kelapa, akhirnya Banten menjadi salah satu wilayah yang dikuasai oleh Kerajaan Demak. Karena adanya kemelut politik yang terjadi di Demak, Sunan Gunung Jati pun memutuskan untuk menjadikan Banten sebagai wilayah mandiri.

Namun dalam rangkuman Kerajaan Banten yang ada, Sunan Gunung Jati tidak pernah dinobatkan sebagai raja di Kerajaan Banten. Posisi tersebut justru diduduki putranya sendiri yang bernama Sultan Maulana Hasanuddin. Beliau merupakan raja pertama yang berkuasa pada tahun 1552-1570.

Baca jugaSejarah Keraton Surosowan

 

  • Masa Keemasan Kerajaan Banten

 

Puncak keemasan Kerajaan Banten terjadi masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Masa keemasan tersebut dibuktikan dengan semakin meluasnya wilayah perdagangan Kerajaan Banten hingga ke Pulau Kalimantan dan Sumatera.

Pada waktu Kerajaan Banten berkuasa, wilayah Indonesia berada dalam masa penjajahan Belanda. Sultan Ageng Tirtayasa pun menjadi salah satu tokoh yang sangat gencar melawan kongsi dagang Belanda yang disebut VOC.

Selain itu, Sultan Ageng Tirtayasa juga menjadikan Banten sebagai daerah perdagangan Internasional. Dan untuk melindungi kegiatan perdagangan dari bahaya yang mengancam, Sultan Ageng juga mendirikan armada laut.

Singkatnya, Kerajaan Banten mencapai puncak keemasan dibuktikan dengan semakin majunya kekuatan politik. Selain itu, angkatan perang yang dimiliki Kerajaan Banten juga semakin bertambah kuat. Baca Selengkapnya di Masa Kejayaan Kerajaan Banten

 

  • Kemunduran Kerajaan Banten

 

Puncak kejayaan Kerajaan Banten terjadi pada masa Sultan Ageng Tirtayasa menjabat sebagai raja. Namun sangat disayangkan, saat masa pemerintahan digantikan oleh putranya yang bernama Sultan Haji, Kerajaan Banten mulai mengalami kemunduran.

Salah satu penyebab mengapa Kerajaan Banten mengalami kemunduran yaitu karena Sultan Haji berencana untuk menjalin hubungan baik dengan pemerintah Belanda. Hal ini tentu menimbulkan konflik karena pada awalnya Sultan Ageng Tirtayasa sangat gencar menolak VOC.

Belanda pun tidak tinggal diam dengan kesempatan emas ini. Mereka memanfaatkan kesempatan tersebut dengan memberikan dukungan penuh terhadap Sultan Haji. Berkat dukungan dari Belanda, konflik pun dimenangkan oleh Sultan Haji.

Baca juga : Oleh2 Khas Banten

Namun berdasarkan informasi dari rangkuman Kerajaan Banten yang terpercaya, bantuan yang diberikan Belanda ternyata tidak gratis. Sultan Haji harus menepati perjanjian yaitu menyerahkan wilayah Lampung kepada Belanda, padahal wilayah tersebut adalah penghasil lada terbesar.

Jika Lampung jatuh ke tangan Belanda, monopoli perdagangan sudah pasti akan terjadi. Tidak hanya itu, semua urusan yang berkaitan dengan kerajaan juga harus mendapat persetujuan dari Belanda terlebih dulu.

Akhirnya pada tahun 1813, Kerajaan Banten secara resmi mengalami kemunduran. Baca di sini untuk lebih tau Faktor Penyebab Kemunduran Kerajaan Banten.

 

  • Bukti Peninggalan Kerajaan Banten

 

Sebagai bukti bahwa Kerajaan Banten pernah berkuasa di Pulau Jawa, ada beberapa peninggalan yang sampai saat ini bisa Anda lihat. Berikut ini beberapa bukti peninggalan Kerajaan Banten.

 

  • Danau Tasikardi

Bukti Peninggalan Kerajaan Banten

 

Salah satu peninggalan Kerajaan Banten yang sampai saat ini bisa Anda nikmati yaitu Danau Tasikardi. Danau tersebut dibuat pada masa Sultan Maulana Yusuf. Uniknya, Danau Tasikardi dibuat dengan lapisan batu bara dan keramik.

Baca Juga : Alat Musik Banten

 

  • Benteng Speelwijk

Bukti Peninggalan Kerajaan Banten

 

Peninggalan Kerajaan Banten yang kedua yaitu Benteng Speelwijk. Saat Kerajaan Banten masih berkuasa, benteng tersebut biasa digunakan sebagai tempat memantau aktifitas pelayaran. Selain itu, benteng ini juga difungsikan sebagai penjaga Kerajaan dari serangan laut.

 

  • Meriam Ki Amuk

Bukti Peninggalan Kerajaan Banten

Bukti peninggalan Kerajaan Banten berikutnya yaitu Meriam Ki Amuk. Meriam ini bisa Anda temukan di dalam Benteng Speelwijk. Sebagaimana yang dijelaskan dalam sejarah, Meriam Ki Amuk memiliki daya tembak dan daya ledak yang besar.

 

  • Masjid Agung Banten

Bukti Peninggalan Kerajaan Banten

 

Sebagaimana kerajaan Islam yang lainnya, Kerajaan Banten juga memiliki peninggalan sejarah berupa masjid. Masjid Agung Banten berada di kecamatan Kaseman.

Baca jugaSilsilah Kesultanan Banten

Dalam rangkuman Kerajaan Banten kali ini, dijelaskan bahwa ciri khas dari masjid tersebut yaitu memiliki menara seperti mercusuar dan atapnya dibuat mirip pagoda. Selain itu, di sebelah kiri dan kanan masjid terdapat serambi dan pemakanan keluarga kerajaan.

 

  • Vihara Avalokitesvara

 

Meskipun bercorak Islam, Kerajaan Banten juga memiliki peninggalan sejarah berupa vihara yang diberi nama Avalokitesvara. Hal ini tentu menjadi bukti bahwa Kerajaan Banten sangat terbuka dengan semua agama.

  • Keraton Surosowan

Bukti Peninggalan Kerajaan Banten

 

Peninggalan Kerajaan Banten berikutnya yaitu Keraton Surosowan. Keraton ini dulunya dijadikan sebagai pusat pemerintahan kerajaan. Selain itu, para raja juga menggunakan Keraton Surowosan sebagai tempat tinggal.

 

  • Keraton Kaibon

Bukti Peninggalan Kerajaan Banten

Selain Keraton Surosowan, Kerajaan Banten juga memiliki peninggalan sejarah lain yang berupa keraton. Keraton tersebut diberi nama Kaibon. Berbeda dengan Surowosan, Kaibon merupakan tempat tinggal Ratu Aisyah. Beliau adalah ibu dari Sultan Shafiuddin. Untuk lebih detailnya bisa kamu baca di sini Bukti Peninggalan Kerajaan Banten.

 

Raja Terakhir Kerajaan Banten

Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, Kerajaan Banten mulai mengalami kemunduran pada masa pemerintahan Sultan Haji. Akan tetapi, Kerajaan Banten runtuh secara resmi pada masa pemerintahan Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin.

Saat terjadi peralihan kekuasaan dari Belanda ke Inggris, Kerajaan Banten semakin melemah. Bahkan, wilayah Banten dibagi menjadi 4 kabupaten oleh pemerintah Inggris. Kemudian, raja terakhir Kerajaan Banten yaitu Sultan Shafiuddin juga berhasil dilucuti.

Beliau diturunkan paksa dari kekuasaannya sebagai raja oleh Thomas Stamford Raffles. Setelah itu, status Kerajaan Banten juga dihapus oleh pemerintah Inggris. Untuk mengisi kekosongan pemerintahan, pemerintah Inggris mengangkat Rafiuddin sebagai Sultan Bupati Banten.

Baca jugaNama Rumah Adat Banten

Rafiuddin sendiri bukan warga Banten, melainkan seseorang yang berasal dari Rembang. Kedudukan Rafiuddin hanya sebagai Sultan Bupati dan bukan keturunan sultan. Jadi, gelar resmi Kesultanan Banten yang terakhir diduduki oleh Sultan Shafiuddin, bukan Rafiuddin.

Sebagai generasi milenial, pengetahuan sejarah semacam ini sangat perlu diketahui. Semoga dengan membaca Rangkuman Kerajaan Banten di atas, wawasan Anda mengenai sejarah bangsa Indonesia bisa semakin bertambah.

Related Articles

Back to top button