Sejarah Kerajaan

Sejarah Kerajaan Ottoman

Sejarah Kerajaan Ottoman – , Jakarta – Sejarah mengingatkan bahwa kata harem berasal dari bahasa Arab, ‘haram’, yang bisa diartikan sebagai tempat terlarang. Istilah tersebut mewakili gambaran lingkungan bagi perempuan dalam keluarga monogami. Tidak ada pria yang diizinkan masuk kecuali pemilik dan utusan.

Istilah ini diketahui pertama kali muncul di Timur Tengah, di mana harem termasuk istri, saudara perempuannya, istri, anak, dan selir. Tempat seperti itu disebut di Asia Selatan

Sejarah Kerajaan Ottoman

Sejarah Kerajaan Ottoman

Karena SMA ditutup, tidak ada sumber daya untuk memberikan wawasan tentang kehidupan di sana. Kisah-kisah yang beredar sejauh ini semuanya spekulasi.

Bukti Mesranya Hubungan Diplomatik Atjeh Dan Turki Utsmaniyah

Selama Kekaisaran Ottoman di Turki, peran harem adalah mendidik calon istri keluarga kerajaan dan bangsawan.

Sejarah Kerajaan Ottoman

Di sebelah barat, itu adalah rumah bagi banyak wanita, termasuk istri, ibu, putri sultan, saudara perempuan, duta besar, dan abdi dalem, yang bertugas memenuhi kebutuhan penduduk.

Ketika mereka mencapai usia tersebut, mereka diperbolehkan keluar di depan umum dan hanya di area jaga istana. Harem menjadi wilayah terlarang bagi kaum bangsawan.

Sejarah Kerajaan Ottoman

Masa Khilafah Ottoman Di Wilayah Palestina

Harem Topkapi, yang dibangun selama Kekaisaran Ottoman dari tahun 1299 hingga 1923, juga berfungsi sebagai aula pertemuan pribadi untuk sultan dan keluarganya.

Ada banyak wanita dari harem Ottoman yang memainkan peran politik yang sangat penting dalam sejarah kekaisaran. Mereka termasuk istri, ibu dan saudara perempuan sultan, yang semuanya diwawancarai oleh para pejabat. Konsekuensinya, pemerintahan Kesultanan Utsmaniyah dikatakan diperintah oleh mereka yang memerintahnya.

Sejarah Kerajaan Ottoman

Contoh bagus dari situasi seperti itu adalah Hurrem Sultan. Dia adalah istri dari Sultan Suleiman Agung dan ibu dari Selim II. Hingga saat ini, dia dianggap sebagai wanita paling kuat dalam sejarah Ottoman.

Meski Kontroversial, Selim I Berhasil Membawa Kejayaan Ottoman

Namun, tidak semua sultan menghormati perempuan. Salah satunya adalah Ibrahim (Daily Ibrahim) gila yang memiliki masalah mental.

Sejarah Kerajaan Ottoman

Penguasa Kekaisaran Ottoman dari 1640 hingga 1648, dia dikatakan telah memakan 280 selir di hamnya di Bosphorus.

Bertentangan dengan banyak gagasan populer – bahwa wanita dipenuhi dengan seks dan wanita dilahirkan dengan seks – anak-anak dilahirkan dan dibesarkan bersama mereka.

Sejarah Kerajaan Ottoman

Kerajaan Islam Terbesar Di Dunia, Salah Satu Pemimpinnya Bergelar Khalifah

Harem juga memiliki pusat perbelanjaan, pasar, taman bermain, dapur, binatu, kolam renang, dan sekolah. Ada juga pengumuman di tempat. Biasanya istri penguasa dan saudara perempuan sultan menjadi penguasa di sana.

Selain istri dan selir, ada ibu dari anak, ibu tiri, bibi, nenek, saudara perempuan, orang tua, anak perempuan, pembantu rumah tangga, pengurus rumah tangga, pembantu rumah tangga, juru masak, penjaga dan pekerja wanita lainnya.

Sejarah Kerajaan Ottoman

Harem tidak hanya di Timur Tengah. Raja-raja Mesir sering memaksa penguasa untuk mengirim gadis-gadis cantik sebagai budak.

Bagaimana Sejarah Kesultanan Turki Utsmaniyah Atau Kerajaan Ottoman ?

Montezuma II, penguasa Aztec di Meksiko, dilaporkan memiliki 4.000 selir. Dalam masyarakat Aztec, setiap orang terkenal memiliki selir sebanyak mungkin.

Sejarah Kerajaan Ottoman

Sementara itu, ada 500 wanita di rumah Raja Kashyap di Sigiriya, Sri Lanka. Pada saat itu, dianggap suatu kehormatan besar bagi seorang wanita untuk berada di antara para ratu.

Bahkan di Cina. Ada kata “hougong” yang berarti harem, “hougong” berasal dari kata “hou-kung” yang secara harfiah berarti “istana belakang”.

Sejarah Kerajaan Ottoman

Ottoman Empire Apk Untuk Unduhan Android

Istilah tersebut mengacu pada bagian istana yang diperuntukkan bagi para istri, selir, dan utusan kaisar Tiongkok.

Pada tahun 1421, Kaisar Yongle memiliki 2.800 cangkir. Seperti institusi dalam budaya lain, wanita dipandang sebagai cara raja untuk menunjukkan kekayaan dan kekuasaannya.

Sejarah Kerajaan Ottoman

* Kebenaran atau tipuan? Untuk memverifikasi kebenaran informasi yang dibagikan, kirim cek fakta di WhatsApp ke 0811 9787 670 dengan mengetik kata-kata yang diminta saja. Kelangsungan hidup akhir abad ke-19. Abad Pertengahan dan Zaman Modern Awal. Berbeda dengan banyak khalifah Islam sebelumnya, Turki Usmani bukan berasal dari negara Arab, mengaku sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW. Namun, kekhalifahan besar ini berasal dari suku pengembara atau orang biasa dari masyarakat Turki bernama Oghuz yang awalnya tinggal di wilayah Mongol dan Cina bagian utara.

Polemik Jejak Khilafah; Relasi Ottoman Nusantara Di Mata Sejarawan Turki

Suku Oghuz mengenal dan memeluk Islam ketika mereka bermukim di Asia Tengah pada abad ke-8 dan ke-9. Suku tersebut kemudian pindah ke Turkistan, Persia dan Irak. Saat mereka melakukan perjalanan di Irak, terjadi invasi Mongol yang dipimpin oleh Genghis Khan, memaksa suku tersebut mencari perlindungan di antara Seljuk Turki di pegunungan Asia Kecil. Karena hubungan baik antara kedua suku tersebut, para penguasa Seljuk memberi mereka sebidang tanah di wilayah Anatolia barat dekat perbatasan Romawi. Oghuz terus berkembang menjadi kerajaan kecil yang beribukota di Syuqud setelah tahun 1071.

Sejarah Kerajaan Ottoman

Dinasti Ottoman didirikan pada tahun 1299, ketika pemimpin suku Oghuz adalah Osman Ghazi atau Utsman bin Urtughral atau Osman I (1294-1326). Di bawah Osman I, dinasti ini berhasil memperluas wilayah Turki hingga ke Kekaisaran Bizantium di Asia Kecil. Dari Kekaisaran Ottoman, gelar “Kekhalifahan Islam” diperoleh oleh Sultan Selim I pada tahun 1517 ketika ia berhasil mengalahkan Kesultanan Mamluk. Kemenangan tersebut juga menandai berakhirnya Kekhalifahan Abbasiyah (aliansi dengan Mamluk) dan kebangkitan Utsmaniyah atau Turki Utsmani sebagai Khalifah baru di dunia Muslim.

Kesultanan Utsmaniyah berkuasa cukup lama, sekitar 625 tahun, dan ditaklukkan antara tahun 1517 hingga 1924 M. Perbatasannya membentang dari tanah Arab hingga Asia Selatan, menjadikan Turki Ottoman sebagai kekhalifahan multinasional, multietnis, dan multibahasa sebagai perpaduan budaya Persia, Bizantium, dan Arab. Peradaban Muslim baru membawa berbagai kemajuan di bidang seni, sains, dan kedokteran.

Sejarah Kerajaan Ottoman

Puja Puji Untuk Ottoman, Kenapa Banyak Orang Mau Kembali Ke Era Itu?

Turki Ottoman dikalahkan di bawah pemerintahan Sultan Mehmet II, juga dikenal sebagai al-Fatih (Yang Menang). Pada masa al-Fatih tahun 1453, Islam berhasil menguasai Konstantinopel yang saat itu merupakan kota terburuk di dunia dan menjadikannya ibu kota Kerajaan Turki Usmani bernama Istanbul. Kisah ini adalah kisah umum yang mungkin pernah Anda dengar tentang Turki Ottoman atau ketenaran Ottoman di Istanbul.

(Salomo Agung) pada abad ke-16 dan ke-17 (1520-1566). Saat itu, Turki Usmani juga dinobatkan sebagai pejuang terhebat di dunia. Tidak mengherankan mengapa kekhalifahan ini berhasil menguasai sebagian besar Eropa Tenggara, Asia Barat, Kaukasus, Afrika Utara, Tanduk Afrika. Pada awal abad ke-17, kekhalifahan terdiri dari 32 provinsi dan beberapa negara bawahan. Beberapa akhirnya dimasukkan ke dalam Kekaisaran Ottoman, sementara yang lain menikmati berbagai tingkat kemerdekaan selama berabad-abad.

Sejarah Kerajaan Ottoman

Di bawah pemerintahan Turki Ottoman, kota Istanbul menjadi pusat kerajaan besar dan budaya yang berkembang selama berabad-abad. Sebagai penakluk, Ottoman tidak menghancurkan kota-kota Kristen yang direbut, tetapi melestarikan dan menghiasinya dengan baik; Misalnya, menambah 4 menara Muslim ke Hagia Sophia, membangun banyak masjid dan gedung-gedung indah, serta menjadikan sisa-sisa kota Konstantinopel menjadi ibu kota kekaisaran yang indah. Istanbul menjadi pusat kehidupan budaya dan politik. Di tepi Laut Mediterania, Istanbul juga merupakan pintu gerbang antara Timur dan Barat, tempat Asia dan Eropa telah berinteraksi dan terhubung selama enam abad.

Istri Pendiri Kekaisaran Ottoman Berkerabat Dengan Nabi Muhammad

Karena kekuatannya yang besar, orang Eropa pada umumnya memandang mereka sebagai ancaman. Tetapi banyak sejarawan menganggap Ottoman atau budaya Ottoman sebagai sumber stabilitas dan keamanan serta pencapaian penting dalam seni, sains, agama, dan budaya. Sebagai bangsa dengan darah militer, Turki Utsmani pada umumnya berusaha maju dalam bidang politik dan peperangan. Tentara dimobilisasi di semua wilayah kekaisaran untuk memperkuat kekuatan Turki Ottoman.

Sejarah Kerajaan Ottoman

Namun, berbagai bentuk seni seperti seni rupa, lukisan, puisi, tekstil dan karpet, tembikar, dan musik sangat populer pada masa itu. Dalam arsitektur, Ottoman membangun berbagai masjid dan bangunan umum. Sains dianggap sebagai bidang pembelajaran yang penting, dengan Ottoman mempelajari dan mempraktikkan matematika tingkat lanjut, astronomi, filsafat, fisika, geografi, dan kimia. Selain itu, beberapa kemajuan terbesar dalam kedokteran berasal dari budaya ini, di mana mereka menemukan beberapa alat bedah yang masih digunakan sampai sekarang, seperti forsep, kateter, pisau bedah, pinset, dan lancet.

Tak hanya itu, dalam kehidupan penduduknya, Turki Usmani dikenal menerima penganut agama lain, seperti Kristen dan Yahudi yang sudah ada sejak awal kesultanan. Hal ini tidak lepas dari bagaimana Islam mempengaruhi berbagai aspek kebudayaan Kesultanan Utsmaniyah, termasuk politik dan pemerintahan. Ottoman menjadikan agama sebagai sumber pembenaran bagi kerajaan mereka, tetapi dengan cara yang sangat praktis yang menjadikan keragaman dan toleransi sebagai bagian dari masyarakat. Agama sangat penting dalam kekhalifahan sebagai sumber identitas dan kekuasaan, meskipun bukan satu-satunya, digunakan untuk mengembangkan lembaga sipil dan menjalankan berbagai fungsi negara.

Sejarah Kerajaan Ottoman

Sulaiman Al Qanuni

Oleh karena itu, meski menjadi bagian yang begitu penting, agama tidak bertindak sendirian dalam membentuk seluruh aspek kehidupan Turki Usmani; Sebaliknya ia mempertahankan keseimbangan kekuasaan antara hukum sekuler Sultan dan hukum Syariah. Dengan kata lain, Kesultanan Utsmaniyah dapat menunjukkan kehidupan publik negara yang baik dengan memadukan nilai dan hukum baik kesultanan maupun agama. yang menjadi prinsip utama pendukung latar belakang pluralisme, multietnis dan multiagama dari dua tahun sejarah Kesultanan Utsmaniyah: Kosem dimulai dengan penunjukan Sultan Mehmed III sebagai penguasa Kesultanan Utsmaniyah (yang kemudian menjadi Turki). Tahun 1595. Pada hari ayahnya menjadi raja, Mahmud dan Ahmed menyaksikan dari atas menara dan para penjaga mengambil kotak itu. Mereka adalah peti mati dari sembilan belas saudara Sultan Mehmed III.

Selama berabad-abad, seperti aturannya, jika seseorang menjadi sultan Ottoman, dia akan memusnahkan semua saudara laki-lakinya. Pembunuhan ini dilakukan untuk menghindari konflik kekerasan selama masa pemerintahannya. Sultan Mehmed III memutuskan bahwa putra keduanya Pangeran Ahmed I akan menggantikannya.

Sejarah Kerajaan Ottoman

Kerajaan ottoman, kerajaan ottoman turki raja sulaiman, silsilah kerajaan ottoman, runtuhnya kerajaan ottoman, sejarah ottoman, sejarah kerajaan ottoman di turki, kerajaan ottoman turki, kerajaan ottoman asli, sejarah asli kerajaan ottoman, sejarah kerajaan ottoman turki, kerajaan ottoman di turki, kerajaan ottoman raja sulaiman

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button